3 Kuliner Pedas Yogyakarta yang Bikin Lidah Menjerit

Bakpiaku.com – Yogyakarta tak melulu hanya soal makanan manis saja. Di kota ini, terdapat deretan kuliner pedas yang siap memacu adrenalin dan membuat lidah kamu menjerit.

3 kuliner pedas Yogyakarta tersebut dirangkum Bakpiaku.com berikut ini. Apa saja?

Oseng Mercon Bu Narti

Dari namanya, bisa ditebak sensasi macam apa yang ditimbulkan oseng mercon. Yap, kuliner berbahan koyor atau tetelan daging sapi yang dioseng menggunakan cabe rawit berjumlah sangat banyak ini memang sanggup memberikan sensasi ledakan di mulut dan pencernaan.

Bahkan bagi yang tidak siap, pedasnya oseng mercon sanggup membuat perutmu terpelintir akibat panas yang teramat dari olahan rawitnya yang sangat banyak. Namun bagi penggila pedas, itulah tantangan dan kenikmatannya.

Sensasi pedas dan panas itu pula yang membuat gerai oseng mercon Jogja beroperasi di malam hari.

Di Yogyakarta, sentra oseng mercon bertempat di Jalan KH. Ahmad Dahlan. Di kawasan ini, deretan warung oseng mercon berdiri di sepanjang bahu jalan.

Salah satu yang legendaris dan kerap dipadati pengunjung yaitu warung Oseng Mercon Bu Narti.

Beroperasi sejak tahun 1977, nyaris seperempat abad sudah gerai Oseng Mercon Bu Narti berdiri.

Warung oseng mercon legendaris yang berlokasi di Jalan KH. Ahmad Dahlan, Ngampilan, Kota Yogyakarta ini dikenal dengan kelezatan dan kepedasan oseng merconnya yang terdiri dari potongan daging, gajih, kulit, kikil serta cabe rawit nan melimpah.

Dibanderol dari harga Rp 15.000 per porsinya, gerai kuliner pedas Yogyakarta ini beroperasi dari pukul 18.00 – 23.00.

Enthok Slenget Kang Tanir

Membutuhkan waktu sekitar 40 menit dari Tugu Pal Putih untuk dapat menyambangi warung Enthok Slenget Kang Tanir.

Meski terbilang cukup jauh, tak sedikit penggemarnya yang berasal dari berbagai daerah di Yogyakarta rela menempuh perjalanan ke arah Gunung Merapi demi menyambangi gerai yang berlokasi di Jl. Pakem – Turi, Pules Lor, Donokerto, Sleman ini.

Tak jarang, para pelanggan mengirim pesan singkat ke si empunya sebelum melaju ke tujuan guna memastikan gerai kuliner pedas Yogyakarta ini beroperasi atau tidak di hari kedatangan.

Di warung ini, hanya ada dua menu makanan yang disajikan yaitu enthok slenget atau daging enthok serta balungan enthok atau daging yang menempel bersama tulang enthok.

Jika balungan hanya disediakan sebanyak dua panci berukuran sedang, daging enthok dijajakan warung ini setiap harinya sebanyak 150 porsi. Untuk memenuhi kebutuhan para pelanggannya, warung ini bahkan menghabiskan sekitar 15 ekor enthok.

Salah satu hal yang membuat olahan enthok Kang Tanir istimewa yaitu proses pengolahannya yang masih tradisional dengan menggunakan anglo dan arang.

Proses memasaknya pun pesanan per pesanan, sehingga cita rasa dan kehangatan makanannya terjaga.

Menyantap seporsi enthok slenget, kamu akan disuguhi potongan daging enthok berukuran besar yang disajikan dalam beberapa level kepedasan, dari tidak pedas, cukup pedas, super pedas hingga ekstra pedas.

Sementara balungan enthok disajikan lebih banyak dengan aneka potongan enthok dari sayap, paha, dada, hingga kepala.

Nah, kedua menu tersebut disajikan dalam bentuk paket. Dengan merogoh kocek Rp 30.000 dan Rp. 27.500 kamu akan memperoleh masing-masing menu entok slenget dan balungan enthok bersama nasi putih, potongan kobis, timun dan es teh.

Warung Enthok Slenget Kang Tanir beroperasi nyaris setiap hari dari pukul 16.00-22.00 WIB.

Mangut Lele Mbah Marto

Cita rasa magis Mangut Lele Mbah Marto berasal dari proses pembuatannya. Berbeda dengan mengut lele pada umumnya yang digoreng, Mangut Lele Mbah Marto diasapi terlebih dahulu sebelum dibaluri tumisan bumbu yang terdiri dari cabai merah, kemiri, bawang merah, bawang putih, gula merah, daun salam, daun jeruk, serai, lengkuas dan jahe.

Proses pengasapan tersebut bertujuan agar mangut lele bertahan lebih lama dan tidak cepat tengik. Selain proses pengasapan, hal lain yang membuat mangut lele ini memiliki cita rasa istimewa yaitu proses pengolahannya yang dimasak menggunakan luweng hingga kuah mengental dan meresap ke dalam daging lele.

Setiap hari, Mbah Marto menyediakan sekitar 20 hingga 30 kilogram lele untuk memenuhi permintaan para pelanggan setianya.

Proses pengolahan yang cukup kompleks tadi dapat kita rasakan hasilnya ketika mendedah Mangut Lele Mbah Marto. Mangut lele yang ditusuk melintang menggunakan pelepah kelapa ini memiliki aroma asap nan khas ketika disantap.

Kamu pun dapat merasakan cita rasa gurih bumbu dan santan yang meresap sempurna ke dalam daging lele. Selain itu, mangut lele ini memiliki rasa pedas yang menonjol dan membuat sekujur kepala berkeringat ketika melahapnya. Untuk menyantap seporsi kuliner pedas Yogyakarta ini, kamu hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp 25.000.

Selain mangut lele, warung Mbah Marto juga menjajakan aneka menu lainnya seperti garang asem, ampela ati, ayam goreng, tahu dan tempe bacem serta varian menu ramesan lainnya.

Warung Mangut Lele Mbah Marto hari ini sudah berpindah ke lokasi baru tepatnya di Jl. Parangtritis Km 14,5, Desa Gaduh Patalan. [AP]

Share to: