Mengenal Tugu Pal Putih, Monumen yang Bersejarah di Yogyakarta
Bakpiaku.com-Yogyakarta dikenal sebagai kota yang masih kental dengan budayanya, yaitu Jawa. Banyak bangunan-bangunan bersejarah di kota istimewa ini yang bisa kamu ulik informasinya.
Tidak ada ruginya jika kamu kepo, alias keinginan tahumu terhadap sesuatu cukup tinggi apalagi hal tersebut berhubungan dengan sejarah. Kalau kamu belajar sejarah, perkembangan peristiwa dan kejadian-kejadian di masa lampau bisa menjadi wawasan baru yang bisa kamu aplikasikan di kehidupan kamu saat ini, atau sebaliknya menjadi pembelajaran yang tidak boleh terulang di massa sekarang.
Berbicara soal sejarah, Yogyakarta memiliki keraton yang saat ini masih dipimpin oleh raja bernama Sri Sultan HB X. Yogyakarta kaya akan pantai indah di kawasan Gunung Kidul-nya dan satu lagi yang tidak kalah menarik adalah Tugu Jogja atau Pal Putih.
Bangunan kokoh berwarna putih perpaduan warna emas ini memiliki sejarah yang begitu panjang. Berikut fakta menarik mengenai tugu berwarna putih yang menyimpan banyak sejarah dan misteri. Kok bisa?
1. Simbol Kebesaran Yogyakarta
Bicara Jogja, kita tidak akan lepas dari pikiran betapa istimewanya kraton Yogyakarta. Kraton ini adalah simbol kebesaran DIY yang merupakan tempat tinggal keluarga raja selaku pemimpin masyarakat. Selain kraton, satu lagi simbol kebesaran Yogyakarta, yaitu pada Tugu yang berdiri di tengah jalan Sudirman.
Tugu yang memiliki nama lain Pal Putih ini oleh masyarakat setempat di percaya sebagai titik pusat atau pancer dari Yogyakarta. Tugu ini menjadi garis penghubung imajiner antara 3 tempat penting yang ada di Yogyakarta. Jika kamu berjalan terus ke selatan akan bertemu dengan Pantai Selatan dan jika berjalan terus ke utara akan bertemu dengan Merapi.
Tiga tempat tersebut adalah Pantai Selatan yang identik dengan penghuni laut selatan mengenai Nyi Roro Kidul. Keraton Yogyakarta yang merupakan simbol Kesultanan, dan Gunung Merapi yang dipercaya tidak sekedar gunung, namun memiliki nilai mistis yang kental. Masyarakat setempat percaya bahwa Tugu Jogja merupakan penghubung dari ketiga tempat keramat itu dan memiliki nilai magis.
2. Tempat Berswafoto
Berwisata ke Yogyakarta memang tidak lengkap rasanya tanpa mengabadikan momen saat sedang berada di kota Gudeg ini. Salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan adalah Pal Putih atau Tugu Jogja tersebut. Saat berada disini, aktivitas wajib yang dilakukan wisatawan adalah selfie. Konon, siapa saja yang berfoto ria dengan background Tugu Jogja ini akan merasa rindu dan selalu ingin kembali berfoto ria disana.
3. Golong Gilig dan Sejarah Berdirinya Pal Putih
Pal putih berdiri pada tahun 1755 silam. Tugu ini di bangun atas prakarsa dari Sultan Hamengkubuwono Ke-1 yang fungsinya adalah, berisi pesan sultan yang ditujukan kepada keluarga dalem, abdi dalem, dan rakyat biasa agar selalu menjunjung semangat kebersamaan dan selalu menjunjung martabat sebagai manusia.
Adapun bentuk awal tugu adalah Golong Gilig. Golong berarti bola pejal dan gilig bermakna bangunan berbentuk silinder. Giling menopang Golong yang merupakan simbol kebersamaan dan menjunjung tinggi harkat martabat diri dan negara.
Secara fisik, Pal Putih berubah bentuk persegi panjang untuk bagian bawahnya sedangkan untuk bagian atas dibentuk meruncing berbeda sekali dengan bentuk awalnya. Tujuannya adalah untuk memecah belah persatuan antara keraton dan mataram.
4. Badan Tugu Menyusut dan Berganti Nama Pal Putih
Desain awal Sultan Hamengkubuwono I dengan bentuk Golong Gilig dibangun setinggi 25 cm. setelah runtuh, dan di pugar kembali atas instruksi pemerintah Belanda kala itu, tinggi bangunan menyusut sebanyak 10 meter. Tugu Jogja yang sudah dirubah sedemikian sehingga itu kembali diresmikan oleh Sultan HB VII dengan nama Pal Putih atau De Wiit Paal pada 3 Oktober 1889.
Gagahnya Tugu Pal Putih ini memang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Ketika malam tiba, tidak wisatawan harus menulis yang beramai-ramai mengelilingi Tugu Pal Putih.
Usut punya usut, Tugu Pal Putih ternyata sudah menjadi saksi bisu berkembang pesatnya Kota Jogja sejak tiga abad yang lalu. Tugu bersejarah ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I pada 1755, setelah pembangunan Keraton Yogyakarta rampung.
Tidak hanya bangunan Tugu Pal Putih saja yang memiliki sejarah. Kuliner oleh-oleh seperti Bakpiaku misalnya.
Bakpiaku merupakan oleh – oleh khas dari kota Yogyakarta. Awal mulanya bakpia diperkenalkan dengan varian kacang hijau saja. Seiring berkembangnya jaman, banyak inovasi dari varian rasa Bakpia yang disuguhkan dipasaran.
Traveling menuntun Bakpiaku menjadi oleh-oleh yang berfokus pada kualitas premium. Berawal dari meningkatnya kecintaan anak muda terhadap traveling terutama wisata dalam Negri, berdampak juga terhadap meningkatnya jumlah wisatawan di Jogja.
Setelah melakukan berbagai eksperimen. Bakpiaku mulai diperkenalkan Juni 2012. Kami berfokus pada kualitas premium, kemasan yang eksklusif, dan varian rasa yang inovatif. Hal itu menjadikan Bakpiaku sebagai oleh-oleh paling digemari dan dicari oleh wisatawan saat ke Jogja.
Kebanggaan terhadap keindahan tempat wisata di Jogja membuat kami ingin menghadirkan oleh-oleh yang spesial untuk para wisatawan yang ingin memberikan buah tangan pada kerabat. Kami percaya, “What you give reflects how spesial they are” So Choose the best one, Bakpiaku! (Apa yang kamu berikan kepada orang lain menggambarkan seberapa spesial mereka, maka pilihlah yang terbaik, Bakpiaku.