Mencicipi Serabi Bu Suminah

Asap mengepul dan buyar seketika tertabrak angin, aromanya menyebar hingga jarak 2 orang dewasa merentangkan tangan. Dilihat dari sumber asapnya, terlihat sosok bapak dan ibu berusia senja mengipasi alat masak yang terbuat dari gerabah. Sesekali menyekanya dengan sapu ijuk khusus makanan.

Salah satu yang memasak bernama Bu Suminah, dan makanan yang sedang dimasak adalah kue serabi. Bakpiaku tak sengaja menemui Bu Suminah yang menjual serabi terkenal di daerah Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta. Kue serabi sendiri merupakan jajanan pasar tradisional yang terkenal dengan bentuk yang mirip seperti piringan kendaraan alien dan memiliki rasa yang beragam.

Di Jawa Barat juga terdapat serabi, namun topping atau cita rasa yang khas di sana ialah cenderung gurih. Sedangkan di Jawa Tengah dan Yogyakarta, serabi memiliki cita rasa yang cenderung manis. Walaupun, saat ini banyak tersebar serabi dengan topping modern seperti cokelat, keju, hingga selai-selai sejenis.

Tradisional, Senjata Utama Pembuatan Serabi

Yang menarik dari proses pembuatan serabi Bu Suminah adalah alat memasak yang masih mempertahankan tradisi lokal, bila biasanya serabi dimasak di atas kompor, Bu Suminah berbeda. Mulai dari anglo yakni kompor berbahan tanah liat, wajan gerabah, hingga bahan bakar untuk memasak menggunakan sabut kelapa.

Pertemuan kami tak terjadi di lokasi asli Bu Suminah, melainkan di Museum Wayang Beber Yogyakarta. Pemilik museum mengundangnya untuk menyajikan kuliner lokal dan mendatangkan alat-alat masak serta proses pembuatan di tempat atau live cooking. Namun, sebenarnya Serabi Bu Suminah sendiri memiliki kedai dari bambu yang berlokasi di sekitar SMK Muh Bambanglipuro, Bakpiaku tak sengaja menemui Bu Suminah yang menjual serabi terkenal di daerah Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta.

Mencicipi Serabi Hangat

Bakpiaku dipersilakan untuk mencicipi rasa dan tekstur dari serabi yang baru saja diangkat dari wajan. Jangan khawatir, meski dimasak dengan alat dari gerabah, adonan matang hingga bagian dalam.

Manisnya pas, gurih dari santan kelapa, juga aroma smokey yang dihasilkan dari proses masak. Bakpiaku bahkan tanpa sadar dan tak menghitung berapa buah serabi yang sudah dimakan, saking nikmatnya.

Beberapa penjual serabi, memberikan pilihan topping seperti kinca atau kocor yang terbuat dari gula merah yang dicairkan sehingga memberikan sensasi berkuah. Meskipun Bu Suminah kali ini tak menjualnya dengan tambahan kocor di atasnya, rasanya tetap nikmat. Namun, bila kamu membelinya sendiri di lokasi Serabi Bu Suminah, sepaket dengan bungkusnya yang terbuat dari daun pisang, sudah termasuk kocor atau kuah gula.

Harga yang dipatok hanya Rp.1.000/serabi untuk serabi manis, dan Rp.5.000/4 buah untuk rasa yang gurih, sangat murah kan? Bila Anda melewati lokasi ini saat hendak ke pantai, serabi Bu Suminah bisa dijadikan pilihan bekal dan kudapan saat hendak bertemu pasir putih serta ombak. Tertarik mencicipinya?

Share to: