Candi Gebang Bukan Hanya Nama Perumahan

Bila Anda melintasi wilayah Pasar Condong Catur, lalu berjalan terus hingga menemukan sebuah jembatan kecil, di sana lah wilayah Candi Gebang. Meski namanya menggunakan nama candi, ironisnya Candi Gebang sendiri tak dikenal banyak orang. Padahal, justru penamaan nama perumahan hingga jalan berasal dari susunan batu yang dibangun umat Hindu dan ditemukan sejak 1936 silam. Bangunannya sendiri mulai dipugar mulai tahun 1937-1939 oleh Van Romondt.

Tampak depan Candi Gebang. Sumber : Google Maps/Muslika Linda

Lokasinya berada di Gebang, Jl. Jetis Raya, Jetis, Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman (Lihat Lokasi Maps) yang dikelilingi dengan area persawahan. Diperkirakan, candi ini dibangun sejak tahun 730-800 Masehi sebagai tempat untuk memuja Dewa Siwa dengan temuan Arca Ganesha. Bukti lain yang menunjukkan bahwa candi ini bercorak Hindu adalah ditemukannya lingga serta yoni di dalamnya.

Yoni dan Lingga

Mengenai apa itu yoni dan lingga, yoni adalah batu kotak cekung yang berbentuk seperti kemaluan wanita. Penamaannya sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya rahim atau. Sedangkan lingga adalah arca atau patung yang menjadi objek pemujaan bagi umat Hindu dengan bentuk seperti alat kelamin pria.

Detail lingga dan yoni. Sumber : idsejarah.net

Meskipun hanya berdiri tanpa ada candi kecil lainnya, susunan batuannya tetap kokoh dan cantik dipandang. Dulunya, untuk memasuki wilayah ini perlu melewati sedikit hutan bambu yang kini sudah dikembangkan menjadi jalan yang memudahkan. Dan jangan langsung mengira bahwa pasti tempat seperti ini tak terawat, nyatanya area sekitar sangat diperhatikan, bersih, dan asri. Untuk kendaraan sendiri, yang memungkinkan masuk ke sekitar candi adalah sepeda kayuh dan sepeda motor saja.

Candi Tanpa Tangga

Bila biasanya di situs candi lain Anda dapat memasuki dan menaiki bagian dalamnya, hal ini tak berlaku di sini. Bukan karena dilarang, melainkan memang tidak ada tangga menuju ke atas. Sehingga, Anda dapat menikmati keindahan dan bukti sejarah Hindu yang sejak dulu sudah ada di Indonesia dari luar saja. Walau begitu, menyelami waktu pagi atau sore hari dengan udara sepoi-sepoi yang menyapu wajah, sinar hangat dari matahari yang mulai terbit atau terbenam, dan pemandangan candi yang berdiri sendiri memiliki kesan berarti.

Candi Gebang di pagi hari. Sumber : Google Maps/DEDIROCK

Anda dapat datang untuk melihat keunikan dari Candi Gebang ini setiap hari mulai dari jam 08.00-17.30 WIB. Untuk ke sini, Anda cukup membayar parkir yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat sekitar sebesar Rp.2.000 saja. Dengan tiket yang gratis, Anda tetap harus datang dan pergi tanpa meninggalkan jejak apapun termasuk sampah. Tersedia pula papan informasi yang mendukung pengetahuan Anda mengenal sejarah serta arsitektur megah yang memperkaya Yogyakarta akan sisi lainnya selain wisata. Tertarik berkunjung?

Papan informasi. Sumber : Google Maps/evi lestari

Share to: