Minuman Legen : Permata Lokal untuk Batu Ginjal di Yogyakarta

“Kalau orang sakit batu ginjal pada nyari ini” Pak Karnoto memulai perbincangan terkait manfaat dari produk yang dijualnya.

Perjalanan untuk menuju daerah sekitar Kalasan, terhenti pada sebuah lapak kecil dengan barang yang langka dijual. Ya, biasa disebut minuman legen. Cairan yang berwarna seperti air kelapa ini sangat segar untuk diteguk saat siang hari.

Pak Karnoto, sudah menjual minuman berkhasiat ini kurang lebih 17 tahun lamanya, tetap di lokasi yang sama. Titiknya sendiri berada di Jalan Solo-Yogya KM 13, jika Anda berangkat dari Ambarrukmo Plaza maka payung kecil dan sajian botol-botol miliknya berdiri di sisi kiri jalan. Ukuran yang disediakan hanya satu, yakni sebanyak 1,5 liter yang harganya dipatok sangat murah.

Posisi berdiri Bakpiaku di Jl. Solo-Yogya KM 13

Harga Siwalan yang Sangat Murah

“Satu botol berapa pak?” tanya Bakpiaku.

“15 ribu mbak” jawab sosok berkulit sawo matang dengan senyum lebar.

Saat mendengarnya, Bakpiaku merasa cukup kaget karena dirasa sangat murah. Legen didapatkan dari nira pohon lontar yang juga menghasilkan buah lontar atau sebutan lainnya Siwalan. Anda familiar dengan lontar? Pohon yang daunnya mirip daun kelapa dimanfaatkan pertama kali sebagai media menulis oleh Sunan Bonang. Nah, proses mendapatkan air yang punya banyak kandungan baik ini harus memanjat terlebih dahulu hingga ke atas lalu ditampung. Berat sekali bukan?

Daun lontar dengan aksara Bali. Sumber : goodnewsfromindonesia.id

Banyak Dicari Penderita Batu Ginjal

Meski menjadi minuman ikonik dan khas dari Tuban, Jawa Timur nyatanya tanah subur di Yogyakarta ideal untuk ditumbuhi pohon lontar. Setelah sebelumnya mendengar penyataan Pak Karnoto mengenai khasiat legen sebagai minuman yang banyak dicari penderita batu ginjal, Bakpiaku mencari penelitian yang dapat menjelaskannya.

Berdasarkan penelitian (Yohanes dkk, 2024) mengenai pengaruh dehidrasi pada pembentukan kristal urin saling berhubungan. Kandungan legen sendiri tinggi akan hidrasi yang dapat memperkecil pembentukan batu ginjal dan melarutkan mineral dalam saluran kemih bila dikonsumsi secara rutin. Manfaat lain yang dimiliki legen adalah kandungan elektrolit untuk dapat membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh, menjaga fungsi otot dan sel, serta membantu melawan radikal bebas.

Daya Tahan yang Sangat Singkat

Daya tahannya sendiri sebenarnya sangat singkat, nira lontar yang dapat langsung diminum dengan masa simpan paling lama 24 jam. Lebih dari itu, legen akan berubah menjadi tuak atau minuman beralkohol. Dengan perkembangan teknologi pangan, kini legen bisa awet hingga 2 minggu melalui proses masak dengan api kecil. Legen milik Pak Karnoto sendiri dapat tahan hingga 14 hari, selepasnya legen tetap akan dapat berubah menjadi tuak. Karenanya, segera habiskan sebelum terjadi proses fermentasi alami.

Legen dalam botol

Bakpiaku mencoba menyajikan dengan wadah gelas dan tambahan es batu. Rasanya sangat segar, seperti air kelapa namun punya rasa manis yang berbeda dan lebih legit. Karena ini adalah kesempatan mencobanya, rasanya mungkin dapat digambarkan seperti nata de coco. Manisnya pas dan cocok untuk dipasangkan dengan beberapa kreasi minuman, seperti daun mint atau jelly. Bila Anda menyukai rasa yang lebih manis, tambahkan gula pasir cair ke dalamnya.

Es legen tanpa tambahan gula

Karena ukurannya yang besar, Bakpiaku membagikannya pada beberapa rekan untuk dapat mencobanya. Keenam orang yang mencobanya menyatakan minuman ini cukup unik dan dapat dinikmati, terlebih saat di siang hari dengan es batu. Bila Anda ingin membelinya, Anda dapat menggunakan botol yang sudah disiapkan oleh penjual atau membawa wadah sendiri supaya lebih aman.Beberapa titik yang sempat Bakpiaku cari terkait di mana saja penjual yang menyediakan legen di Yogyakarta ternyata sangat sedikit. Selain Pak Karnoto, hanya terdapat Pak Totok di Timoho (Lihat Google Maps) dan Es Legen Sondra di Bantul (Lihat Lokasi Maps). Tertarik mencoba minuman langka di Jogja ini?

Share to: