Malam di Jogja Tak Gelap Gulita

Meski matahari telah tenggelam saat senja, malam hari di Yogyakarta tak pernah sepi. Justru, saat gelap kamu bisa mendapati sisi kanan dan kiri jalan dipenuhi jejeran motor yang terparkir rapi. Kepulan asap dari warung-warung yang menjajakan sajian hangat, musik yang diputar bersama pengeras yang bertarung dengan deru ramai kendaraan, hingga kursi yang entah berapa kali diduduki puluhan bahkan ratusan orang silih berganti.

Gambaran mengenai Yogyakarta cukup banyak bisa dilihat secara kasat mata seperti melalui konten video atau foto. Namun, tentu saja emosi yang terdapat di dalamnya mungkin belum dapat mewakili emosi atau imajinasi lebih detail di tempat. Untuk itu, Bakpiaku akan memandumu merasakan bagaimana sensasi Jogja saat malam hari. Bila kamu sudah siap, mulai dulu dengan menelusuri perjalanan Bakpiaku. Selanjutnya, kamu bisa tapaki sendiri bagaimana cerita jalan-jalan kami.

Wisata malam di Jogja memiliki banyak peminat bahkan penikmat untuk selalu dikunjungi berkali-kali. Kamu bisa memilih titik yang ramai untuk dikunjungi dan memenuhi pengalaman berada di spot hits atau menepi dan menikmati Yogyakarta dari sisi lain berupa ketenangan.

Malioboro

Sumber : Instagram @albetgunawan_

Bakpiaku menggambarkan titik ini sebagai lautan manusia, kamu tak salah baca. Ungkapan tersebut menggambarkan bagaimana ramai, meriah, dan riuhnya Malioboro. Di sini, kamu bisa menikmati banyak jajanan pasar, oleh-oleh lokal khas Jogja, hingga duduk santai sembari menikmati motor, mobil, sepeda, becak, hingga delman yang mengantar penumpang.  

Selain karena ikon dan identitas Kota Yogyakarta, wisata ini juga dapat dinikmati kapan pun selama 24 jam. Ramainya Malioboro bahkan bisa terjadi secara organik, wisatawan paham dan tahu harus ke mana saat menginjakkan kaki ke Kota Budaya ini. Terlebih, agenda budaya hingga acara yang diselenggarakan di sini bak spons yang menyerap air sebanyak-banyaknya.

“Monggo mas/mbak” sapa pedagang hingga supir bahkan kusir yang menjajakan jasa hingga barang dengan ramah dan penuh senyum. Percayalah, hal sederhana ini bisa membuatmu merasa diperhatikan dan keramahan ini tak pandang bulu. Tak berada di Malioboro pun kamu akan mudah menemukan orang-orang yang saling sapa meski tak mengenal satu sama lain. Suasana malam bertabur bintang dan langit yang cerah dan udara yang sejuk membuatmu betah berlama-lama hingga tak sadar hari sudah larut.

Prawirotaman

Sumber : Yogyes.com

“Kampung bule”, itu kata yang terucap jika melihat Prawirotaman. Kamu bisa melihat bagaimana banyak budaya yang juga bisa disaksikan melalui partisipasi wisatawan mancanegara tersebut menampilkan identitasnya. Seperti misalnya budaya Meksiko, selain menu Nachos yang bisa dicicip, beberapa kegiatan yang ada di kedai atau cafe juga bisa diisi penampilan menyanyi bahkan menari. Tentu tak hanya Meksiko, wisatawan lain yang berlatar belakang asal negara yang beragam juga ada.

Alasan mengapa Prawirotaman menjadi pusat tempat inap atau menetap sementara di Jogja adalah karena lokasinya yang strategis dengan beberapa titik utama Jogja seperti Keraton, Alun-Alun, hingga Tamansari. Selain itu, kamu akan merasa dibawa ke sebuah tempat yang berisi harta budaya lokal dan internasional. Bagaimana tidak, kamu ingin menu makan lokal? Ala jepang? Amerika? Atau yang full rempah dan sajian mewah? Tinggal tunjuk ingin berjalan ke arah mana.

Meskipun begitu, titik ini jadi wilayah strategis untuk menampilkan dan mengenalkan budaya Yogyakarta pada pelancong. Tak jarang, ponsel dan kamera mengarah pada pentas atau festival yang kerap diselenggarakan ke sana dan tinggi antusias.

Pantai Gunung Kidul

 Sumber : Twitter/jogjatoday

Sudah pernah lihat milky way?  Sebuah galaksi yang berbentuk spiral dengan diameter 100.000 sampai 180.000 tahun cahaya dan nampak di langit. Untuk menggambarkan keindahannya, bayangkan saja langit berwarna selain hitam dan memiliki pancaran indah. Belum lagi, saat cahayanya memantul di permukaan air, benar-benar keindahan yang akan menghangatkan malammu dari angin pantai.

Pantai-pantai di Gunungkidul dengan ombak yang cukup tenang, paduan jagung bakar, dan pemandangan indah di malam hari, siapa yang berani menolak? Bermalam di pantai sekitar Gunungkidul juga umum dilakukan pelancong dengan berkemah.

Kamu dapat merasakan kebebasan dan kedekatan dengan alam yang mungkin perlu momentum sebab padatnya hari dan pekerjaan pribadi. Desir ombak, halusnya pasir, luasnya laut tanpa penghalang, dan langit yang bersahabat menjadi memori yang tak terlupakan.

Kuliner

Semerbak bakmi goreng, kepulan asap dari sate klathak, sampai aroma pedas dan kaya rempah dari wedang-wedangan di Yogyakarta selayaknya parfum pinggir jalan. Hanya dengan melewatinya, kamu mungkin akan merasa perutmu masih memiliki banyak ruang untuk diisi barang satu suap.

Dengan merasakan kekayaan kuliner, kita sama saja sedang menyelami sejarah. Bagaimana bisa? Pernahkah kamu terpikir sebuah pertanyaan tentang “mengapa makanan Jawa Tengah dan Jogja cenderung manis?”. Atau, “mengapa kue sagu dari wilayah Indonesia Timur teksturnya keras?” semua hal yang terlontar selalu punya asal usulnya.

Di Yogyakarta makanan yang dimiliki sangat beragam, tak melulu manis seperti gudeg, namun oseng mercon salah satu masakan bercita rasa pedas yang tak boleh dilewatkan. Kamu bisa memilih ingin menikmati makanan dengan harga yang sangat murah seperti angkringan atau ingin mencicipi gaya klasik dan makanan mewah di restoran, dua-duanya bisa.

Beberapa daftar makanan dan minuman yang umum ditemui di sekitar Jogja dan rekomendasinya adalah :

  • Gudeg : gudeg mercon Bu Tinah
  • Oseng mercon : oseng mercon Bu Narti
  • Sate klathak : Sate Klathak dan Bakmi Jowo Pak Jede
  • Wedang ronde : wedang ronde Kauman Mbah Payem
  • Bakmi Jawa : Bakmi Jowo Mbah Gito
  • Susu murni : susu murni Pak Suwarto
  • Bakpia : Bakpiaku
  • Lupis dan cenil : lupis Mbah Satinem

Daftar di atas adalah rekomendasi terkenal dan mewakili keotentikan rasa yang dapat dinikmati dan umum dijumpai saat malam hari. Dinginnya udara tentu perlu kehangatan yang dapat menghasilkan ketenangan dan kelezatan.

Makanan dan minuman yang tersedia sedikit banyak menjadi salah satu wajah Jogja di malam hari. Menikmatinya tentu dapat dilakukan sembari membaca buku sejarah bahkan berbincang dengan warga lokal untuk mendekatkan diri dengan nadi Kota Perjuangan ini.

Tips Menjelajahi Kota Jogja Setelah Gelap

Saat matahari terbenam dan lampu-lampu kota mulai menyala, Jogja menawarkan keajaiban yang tak tertandingi. Namun, jika kamu berencana untuk menjelajahi kota setelah gelap, ada hal penting yang perlu kamu ingat: pastikan kamu sudah memiliki rencana.

Kenapa begitu? Sebab Jogja punya begitu banyak pilihan menarik dari kuliner lezat hingga hiburan malam yang menggugah semangat. Sehingga tanpa tujuan yang jelas, kamu mungkin akan merasa bingung harus mulai dari mana.

Tapi, ada juga cara yang lebih spontan dan seru untuk menikmati malam di Jogja. Bayangkan saja, kamu melangkah tanpa rencana, membiarkan dirimu terbawa oleh suasana yang ada di sekelilingmu. Mungkin kamu akan menemukan tempat makan yang belum pernah kamu coba, atau terpesona dengan alunan musik live di sebuah kafe kecil yang tersembunyi. Setiap sudut kota ini bisa menjadi panggung kejutan yang siap memanjakanmu.

Nah, untuk memastikan petualanganmu nyaman dan menyenangkan, pilihlah pakaian yang paling kamu sukai dan nyaman untuk dikenakan. Malam Jogja bisa menjadi sangat seru, jadi pastikan kamu merasa nyaman supaya setiap sudut terasa nyaman dan menyenangkan.

Ide lainnya adalah, kenapa tidak pakai sedikit sentuhan lokal pada gayamu? Kenakan batik, kebaya yang anggun, atau pakaian dengan kain tradisional. Dengan begitu, dijamin kamu tidak hanya tampil menawan, tetapi juga semakin terhubung dengan kota yang kamu jelajahi.

Jadi, siapkah kamu untuk menyelami malam yang penuh warna dan keajaiban di Jogja? Kenakan pakaian terbaikmu, siap untuk menjelajah tanpa batas, dan biarkan malam Jogja memberikanmu pengalaman yang tak akan terlupakan!

Share to: