Puspa : Penghuni Taman Nasional Gunung Merapi

Rambut cokelat yang menjuntai ke bawah, menggantung tinggi tanda usianya dewasa dan lama di sana. Tak perlu khawatir, sosok Puspa ini tak menganggu, melainkan justru memberi manfaat bagi manusia. Kira-kira, seperti apa bentuk Puspa yang hidup di sana?

Di tengah perjalanan menuju Telogo Muncar, Bakpiaku tertarik untuk berhenti sejenak dan menoleh pada sisi kanan. Terlihat banyak bunga putih jatuh ke tanah, mungkin ini karena Puspa. Tenang saja, Bakpiaku tak sedang membahas misteri atau kisah horror, melainkan penghasil oksigen yang turut berpatungan untuk atmosfer sejuk di Kaliurang.

Sahabat yang Terbakar Akibat Erupsi Merapi 2010

Puspa atau nama latinnya Schima Wallichii. Teman-temannya dulu sempat terbakar, hangus, dan hilang akibat erupsi Gunung Merapi 2010 silam. Lalu Puspa ditanam untuk merestorasi sebab dirinya dapat berdiri tegak dan tangguh terhadap awan panas.

Abu vulkanik serta material lain yang dikeluarkan sempat menutup Telogo Muncar beberapa waktu, yang kini bangkit dan berusaha berbenah kembali. Berharap bahwa sahabat Puspa tumbuh kembali dengan lebih lebat dan kuat.

Pohon Puspa

Sebenarnya, banyak pohon lain yang tumbuh di sekitar Telogo Muncar dan sekitar Taman Nasional Gunung Merapi selain Puspa. Bahkan lebih tua dan terlihat beberapa sisi mengeropos. Namun, entah mengapa tanaman ini menarik perhatian Bakpiaku.

Setelah bertanya pada penjaga, ternyata Puspa tergolong tanaman kayu kelas III yang cukup awet terhadap serangan rayap kayu kering. Tetapi, Puspa rentan dengan jamur pelapukan kayu. Coba, apakah ada salah satu furnitur rumah Anda yang menggunakan Puspa?

Mempelajari Khasiat Puspa

Masih satu keluarga dengan teh, pohon ini dapat tumbuh hingga 47 meter dengan diameter rata-rata 1,5 meter, cukup besar ya? Selain memiliki bunga yang cantik, Puspa juga berperan dalam peneduh serta pelindung tanaman di area perkebunan.

Selain itu, Puspa ternyata punya banyak manfaat lain yakni buahnya yang digunakan sebagai obat penyakit rahim dan pereda nyeri perut. Daunnya digunakan untuk sakit diare, serta batangnya untuk mengobati gangguan perut. Prosesnya cukup dengan merebus beberapa bagian pohon Puspa, meski begitu bila Anda ingin menggunakannya sebaiknya gunakan anjuran dokter atau rekomendasi medis, ya!

Di balik air terjun yang dimiliki Telogo Muncar, fakta lain yang memperkaya pengetahuan biologi dapat digali lebih dalam. Untuk itu, bila Anda berkunjung ke Telogo Muncar jangan sungkan untuk belajar dan bertanya pada petugas yang menjaga. Setelah dari sini, Bakpiaku merasa ingin dan perlu mendukung keberlanjutan demi kehidupan Puspa ke depan. Bagaimana dengan Anda?

Share to: