Sejarah Jogja: Kota Perjuangan, Budaya, dan Kuliner

Yogyakarta atau Jogja adalah salah satu kota yang paling dicintai oleh banyak orang di Indonesia. Kota ini memiliki pesona tersendiri yang membuat orang ingin kembali lagi dan lagi. Namun, tahukah kamu bagaimana sejarah Jogja yang penuh perjuangan dan pengorbanan? Bagaimana Jogja bisa menjadi Daerah Istimewa yang memiliki hak otonomi khusus? Dan apa saja seni budaya dan kuliner khas Jogja yang wajib Anda coba? Mari kita simak bersama artikel ini.

Jogja sebagai Ibukota Sementara

Suasana Jogja pada tempo dulu
Jogja tempo dulu

Sebelum lebih jauh membahas tentang Jogja di masa kini, mari kita menilik kembali ke masa lampau. Jogja tidak bisa dilepaskan dari sejarah Indonesia, terutama pada masa perjuangan kemerdekaan. Pada tahun 1945, setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan dari penjajah Belanda, Jogja menjadi salah satu kota yang mendukung penuh pemerintah Republik Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Pada tanggal 4 Januari 1946, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta memindahkan ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Jogja, karena Jakarta sudah tidak aman akibat serangan Belanda. Jogja dipilih sebagai ibukota sementara karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

  • Jogja memiliki keraton yang merupakan pusat kekuasaan dan kebudayaan Jawa, yang dihormati oleh rakyat Indonesia.
  • Jogja memiliki Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII yang bersedia mendukung penuh pemerintah Republik Indonesia dan menyerahkan wilayahnya sebagai bagian dari Indonesia.
  • Jogja memiliki letak geografis yang strategis, yaitu di tengah Pulau Jawa dan dikelilingi oleh pegunungan yang bisa menjadi benteng pertahanan.
  • Jogja memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai, seperti bandara, stasiun kereta api, jalan raya, dan gedung-gedung pemerintahan.

Presiden Soekarno dan Sultan Hamengkubuwono IX tampak dalam foto tengah berdikusi secara serius.

Jogja sebagai Daerah Istimewa

Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, Jogja tidak lagi menjadi ibukota sementara. Ibukota Republik Indonesia Serikat dipindahkan kembali ke Jakarta. Namun, Jogja tetap memiliki status khusus sebagai Daerah Istimewa, yang diberikan oleh pemerintah pusat sebagai penghargaan atas jasa dan pengorbanan Jogja dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Status Daerah Istimewa Yogyakarta diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno pada tanggal 3 Agustus 1950. Dalam undang-undang ini, disebutkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari dua daerah bagian, yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman, yang masing-masing dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII.

Proses pembuatan kain batik

Seni Budaya dan Kuliner Jogja

Selain sejarahnya yang menarik, Jogja juga terkenal dengan seni budaya dan kulinernya yang khas dan beragam. Di Jogja, Anda dapat menemukan berbagai macam kesenian tradisional yang masih terus dilestarikan dan digelar oleh masyarakat, seperti wayang kulit, wayang wong, karawitan, kethoprak, jathilan, tari klasik, bregodo, dan masih banyak lagi. Anda juga dapat mengunjungi berbagai tempat wisata budaya yang menampilkan kekayaan sejarah dan arsitektur Jogja, seperti Keraton, Candi Prambanan, museum, dan benteng.

Kuliner

Tentu saja, tidak lengkap rasanya berwisata ke Jogja tanpa mencicipi kulinernya yang lezat dan variatif. Di Jogja, Anda dapat menemukan berbagai macam makanan dan minuman yang menggoda selera. Berikut beberapa contoh kuliner khas Jogja yang wajib Anda coba adalah:

  • Gudeg: makanan khas Jogja ini terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan, gula merah, dan bumbu rempah. Gudeg biasanya disajikan dengan nasi, ayam, telur, tahu, tempe, krecek, dan sambal goreng. Gudeg dapat ditemukan di berbagai tempat, mulai dari warung pinggir jalan hingga restoran mewah. Salah satu tempat yang paling terkenal untuk menikmati gudeg adalah Jalan Wijilan, yang berada di dekat Keraton Jogja.
  • Bakpia: kue kering khas Jogja yang berbentuk bulat pipih dan berisi kacang hijau, cokelat, keju, atau rasa lainnya. Bakpia biasanya dimakan sebagai oleh-oleh atau camilan di sela-sela aktivitas. Salah satu Bakpia Otentik yang bisa kamu temukan di Jogja adalah Bakpiaku.
  • Yangko: kue kenyal khas Jogja yang terbuat dari tepung ketan dan gula, yang dibentuk menjadi kotak-kotak dan diberi warna-warni. Yangko biasanya dimakan sebagai camilan atau hidangan penutup. Yangko dapat ditemukan di berbagai pasar tradisional atau toko kue, terutama di daerah Kotagede dan Beringharjo.
  • Kopi Joss: kopi khas Jogja yang disajikan dengan arang panas yang dimasukkan ke dalam gelas. Kopi joss dipercaya dapat menghilangkan rasa pahit dan asam dari kopi, serta memberikan sensasi hangat dan segar. Kopi joss dapat ditemukan di berbagai warung kopi atau angkringan, terutama di daerah Malioboro dan Lempuyangan.

Itulah beberapa seni budaya dan kuliner Jogja yang dapat saya bagikan dengan Anda. Tentu saja, masih banyak lagi hal-hal menarik yang dapat Anda temukan dan nikmati di Jogja. Oleh karena itu, saya mengajak Anda untuk berkunjung ke Jogja dan merasakan sendiri pesona kota ini. Saya yakin Anda tidak akan menyesal. Terima kasih telah membaca artikel saya. Sampai jumpa di Jogja.

Share to: