Yogyakarta : Surganya Seniman dan Budayawan

Banyak seniman yang lahir dan memulai karir di Yogyakarta yang mendunia, misalnya saja tokoh di bidang seni lukis yakni Affandi Koesoema. Tak hanya dibidang seni lukis, Didik Nini Thowok di seni tari juga seniman hebat yang terkenal akan kelenturan dan kemampuan menarinya.

Hal ini tak lepas dari peran pendidikan dan lingkungan yang mendukung kreativitas. Di tangan para seniman Jogja, benda apapun bisa disulap menjadi karya sejuta makna. Untuk mengenal mengenai alasan mengapa Jogja menjadi surga seniman dan budayawan, mari simak ceritanya!

Bakpiaku di bulan Agustus 2024 lalu juga sempat hadir di Artjog, agenda seni tahunan yang terkenal digelar setiap tahun. Kegiatan yang digalang para seniman dengan prinsip inklusivitas ini adalah saksi perkembangan dan peningkatan peminat seni di Yogyakarta. Bahkan, kegiatan ini juga didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Selain kegiatan tahunan, mari beralih pada pengembangan seni dan budaya lainnya seperti halnya dukungan dari Dana Keistimewaan juga mendorong terciptanya pelestarian budaya, baik komunitas, individu, bahkan kelompok pemula. Kondisi tersebut tak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah yakni Keraton Yogyakarta, melainkan serentak hingga masyarakatnya.

Tak hanya itu, tradisi tahunan seperti misalnya Grebeg Syawal, Sekaten, dan upacara-upacara adat sebagai bentuk mempertahankan kearifan lokal di tengah modernisasi. Pantas saja ya kalau Yogyakarta memang jadi tempat nyaman bagi seniman dan budayawan berkumpul bahkan mendiskusikan ide besar yang menarik untuk dikolaborasikan. 

Kesenian dan Budaya Tradisional di Jogja

Alat Musik Gamelan

Gamelan

Ansambel musik tradisional Jawa yang terdiri dari alat-alat musik seperti gong, saron, kenong, dan gambang. Musik gamelan menjadi sahabat pengiring  tari-tarian, pentas kethoprak, hingga penampilan seni lainnya yang bernuansa budaya.

Gamelan bukan sebuah alat saja, melainkan gabungan dari alat musik yang beragam nama serta berbeda cara memainkannya. Daya tarik dari melodi yang kompleks serta irama yang mengalir, membuat  instrumen yang tercipta menghasilkan suara yang harmonis dan menenangkan.

Wayang

Wayang kulit adalah pertunjukan teater bayangan yang menggunakan kulit sapi yang dipotong untuk membuat boneka. Pertunjukan ini seringkali menggambarkan cerita-cerita dari epik Mahabharata dan Ramayana. Namun pada wayang kontemporer, kisah yang disampaikan bisa juga dikembangkan menjadi kisah berupa legenda atau mitos yang dikemas lucu.

Daya tariknya adalah suara dalang yang berubah-ubah dan mengikuti lako tertentu. Iringan musik gamelan serta sinden yang meriah juga menjadi magnet penonton berbondong-bondong datang. Bahkan, pementasan ini bisa berlangsung hingga dini hari.

Jika biasanya wayang yang dimainkan berbentuk satuan, di Yogyakarta juga terdapat Wayang Beber dengan konsep layar dari kertas bergambar. Cara memainkannya, kertas tersebut akan digulung masuk dan keluar untuk menceritakan sebuah kisah. Kamu juga bisa berkunjung ke Museum Wayang Beber Sekartaji yang memuat wayang berbentuk pipih dalam kertas tersebut, menarik bukan?

Ada lagi yang tak kalah menarik adalah wayang orang yang berupa manusia asli dan menari, namanya tari wayang orang. Berdasarnya bentuknya, ternyata wayang memiliki banyak sisi dan cara unik untuk bisa dinikmati, ya?

Tari Klasik

Sumber : kratonjogja.id

Yogyakarta memiliki ragam tarian klasik yang turun-temurun mewarisi pakem bahkan dari Mataram Islam. Beberapa di antaranya adalah tari Bedhaya, tari Beksan, tari Srimpi, dan tari Tunggal. Seni ini biasanya ditampilkan pada acara yang khusus, bersifat resmi, dan disuguhkan untuk kegiatan yang formal, meski ada pula yang menampilkannya secara rutin untuk dapat disaksikan oleh umum.

Berbeda dengan tari kreasi yang bisa diganti dengan gerakan sesuka hati, tari klasik patuh pada tuntunan Keraton. Dengan gaya yang pelan dan lembut, tari ini memang terasa mudah jika hanya dilihat namun ternyata sangat sulit untuk dilakukan. Kontrol dan pengelolaan pikiran, tenaga, hingga emosi merupakan 3 bagian penting di dalamnya.

Lokasi Pertunjukan Kesenian di Jogja

Kraton Yogyakarta

Berjalan lurus dari 0 KM, sebuah bangunan Keraton Yogyakarta di depan mata adalah pusat pemerintahan dan budaya Jawa. Di sini, berbagai pertunjukan kesenian tradisional seperti tari Bedhaya dan gamelan sering dipertunjukkan. Suasana di keraton sangat megah dan penuh dengan nuansa sejarah. Bangunan megah dengan arsitektur klasik Jawa dan taman-taman yang indah memberikan kesan dan sensasi yang sempurna untuk ragam pertunjukan seni.

Jalan Malioboro

Meskipun lokasi ini lebih dikenal sebagai pusat belanja dan keramaian, Jalan Malioboro juga sering menjadi lokasi berbagai acara budaya dan kesenian. Pemerintah Kota Jogja kerap mengadakan dan mengundang seniman menampilkan budaya maupun hal ihwal mengenai Yogyakarta. Di titik yang ramai, hal ini membuat pengunjung dapat merasakan pengalaman lain selain hanya menikmati suasana sekitar. Di jalan ini selalu hidup dengan aktivitas serta berbagai pertunjukan seni jalanan sering menambah suasana Jogja yang bersahabat.

Taman Budaya Yogyakarta

Bangunan Taman Budaya Yogyakarta berdiri di Kota Yogyakarta dan menjadi pusat seni juga budaya yang sering menyelenggarakan berbagai pertunjukan, pameran, hingga festival. Luasnya cukup untuk menampung dan digunakan pada penampilan yang cukup kompleks dalam satu waktu. Tempat ini memiliki fasilitas yang memadai untuk pertunjukan besar, dengan suasana yang lebih modern namun tetap mencerminkan semangat budaya Jogja.

Jadi, kapan kamu berkunjung ke Kota Budaya?

Share to: