Ada Apa di Museum Kotagede?

Museum Kotagede

Jika Anda berkunjung ke Kotagede, apa yang pertama kali Anda cari? Jika jawabannya adalah tempat wisata yang tak biasa, sebaiknya Anda membaca artikel ini hingga selesai. Sudah pernah dengar Museum Kotagede? Tempat wisata dengan sejarah ini memiliki bangunan dan koleksi cantik serta unik.

Dari pusat kota, Anda hanya perlu berjalan sejauh 6.7 KM dari Tugu Jogja tepatnya di Jl. Tegal Gendu No.20, Prenggan, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta (Lihat Maps). Sebelum ke sini, Anda dapat melakukan reservasi melalui akun sosial media Museum Kotagede jika datang dengan rombongan yang cukup banyak. Namun tenang saja, Anda juga tetap dapat memasuki Museum Kotagede dengan mendaftar langsung di lokasi. Oh iya, tidak ada biaya masuk yang dipatok, alias gratis.

Untuk operasionalnya sendiri memiliki jadwal yang berbeda-beda, namun secara umum buka setiap Selasa-Minggu dan libur setiap Senin serta hari libur nasional. Jika Selasa-Kamis jam buka mulai dari pukul 08.00-16.00 WIB, Jumat 08.00-14.30 WIB dan Sabtu Minggu pukul 08.30-20.00 WIB. Pada bulan November ini sedang dilakukan renovasi perlahan, jadi sangat mungkin terdapat perubahan jam buka sewaktu-waktu. Anda dapat mengeceknya pada akun sosial media mereka atau kontak reservasi sebelumnya.

Bagian depan Museum Kotagede

Peninggalan Pengusaha Berlian

Bangunan yang dominan dengan warna putih dan hijau ini dulunya adalah milih Hajah Noerijah. Beliau sendiri merupakan pengusaha berlian yang terkenal di kalangan orang Kalang. Arsitektur yang megah dan detail dari bangunan ini tak terlepas dari keterampilan orang Kalang yang dikenal luas, berupa kesenian.

Kini, pengelolaannya dilakukan oleh Dinas Kebudayaan DIY dengan tetap mempertahankan bentuk asli serta ciri khas bangunan yang menjadi Intro Living Museum. Mengapa Intro Living? Setelah Anda memasuki ruangan pertama dari bangunan ini, ilustrasi yang menjelaskan bagaimana Kotagede berdiri dan Yogyakarta membuka cakrawala pengetahuan dengan singkat, namun lugas.

Ruangan untuk sesi mengenal Kotagede

Karenanya, sebelum Anda mengelilingi Kotagede hingga ke gang-gang kecilnya, ada baiknya Anda menapaki Museum Kotagede terlebih dahulu. Untuk mengenal bagaimana kondisi sejarah, sosial budaya, ekonomi, hingga kuliner tradisionalnya. Bangunan yang berdiri di depan PMI Kotagede ini juga memajang aktivitas interaktif pada pengunjung.

Terdiri dari 5 Ruangan

Dalam 1 bangunan, terdapat 5 klaster yang terdiri dari klister arkeologi dan landskap sejarag, klister kemahiran tradisional, klaster pergerakan sosial kemasyarakatan, serta klaster sastra, seni pertunjukan, adat tradisi, dan kehidupan. Sepanjang bangunan dan sudut museum, sangat cantik untuk diabadikan dalam bentuk foto maupun video. Cocok untuk Anda yang ingin memotret diri terlebih dengan pakaian terbaik.

Bagian belakang Museum Kotagede

Mulai dari pemutaran video pendek yang akan segera menyala jika pengunjung berdiri pada spot yang telah ditentukan. Lalu, papan-papan ilustrasi yang dapat menyala dan memberikan visual bagaimana kuliner lokal khas Kotagede, maupun video parade yang memuat gambaran Kotagede secara menarik. Bakpiaku paling senang berada di ruang atau klaster kemahiran tradisional. Di mana ruangan tersebut memuat koleksi-koleksi perak dalam etalase kaca yang cantik dengan warna hijau.

Selain koleksi perak yang dibuat menjadi beberapa bentuk mulai aksesori hingga wadah, di terdapat koleksi interaktif yang memuat alat-alat yang digunakan saat membuat perak. Selain itu juga dibuat replika tangan seolah-olah sedang meleburkan hingga proses membentuk perak. Lainnya terdapat video yang menjelaskan mengenai Between Two Gates sebagai salah satu kondisi sosial yang unik.

Replika kegiatan membuat perhiasan dari perak

Bangunan Inklusif

Jangan salah, beberapa replika serta lukisan yang dipasang di dinding-dinding museum juga menjadi magnet untuk betah memperhatikan dan membayangkan bagaimana kondisi Kotagede jaman dulu. Di bagian belakang juga terdapat kolam serta taman kecil yang sangat cantik dengan hiasan kayu menggantung di atasnya, dan akan berbunyi saat tertiup angin karena menabrak satu sama lain.

Oh iya, setiap bangunan didesain inklusif bagi teman-teman atau pengunjung disabilitas khususnya pengguna kursi roda dengan ram yang landai. Jadi, sudah tak ada alasan lagi enggan berkunjung ke museum. Anda dapat meminta bantuan pemandu atau edukator jika ingin dijelaskan secara rinci mengenai keseluruhan isi museum di ruangan paling depan. Menarik sekali bukan? Jadi, kapan akan berkunjung ke sini?

Share to: