Jamu Ginggang : Kala Datang Disambut Semerbak Rempah
Pertama Kali Datang
Siang terik setelah jam makan siang, Bakpiaku mendatangi sebuah kedai ramuan tradisional yang sudah berdiri sejak 1925 silam. Belum lagi kendaraan sampai di depan kedai persis, aroma rempah sudah membujuk kami membelokkan setir. Tanpa pikir panjang, karena sebelumnya juga memang sudah meniatkan diri datang ke tempat legend ini, langsung saja mesin kendaraan dimatikan.
“Monggo mbak” sapa sosok Perempuan yang sudah berusia senja semangat menyambut Bakpiaku. “Menunya ada di meja, monggo boleh dipilih-pilih dulu” sambungnya. Sepertinya, dari melihat penampilan Bakpiaku sebagai generasi muda, sehari-harinya masih jauh dari rutinitas mengonsumsi jamu. Bila begitu, memang benar jawabannya, karena itu lah kami datang untuk mencicipi jamu yang berusia 74 tahun ini.
Kunir Asam dan Es jeruk Nipis
Kunir atau kunyit asam adalah pilihan yang familiar, langsung saja Bakpiaku memesan menu tersebut dan es jeruk nipis dengan pemanis berupa madu, unik bukan? Tidak perlu menunggu lama karena pesanan sudah mendarat di atas meja.
Sembari menunggu, kami mengamati bangunan sederhana yang hanya terdiri dari 6 meja disertai kursi-kursi. Umumnya, pelanggan dan konsumen baru datang untuk singgah sebentar, tak seperti café yang dijadikan tempat berlama-lama untuk duduk.
Perlahan, Bakpiaku mengaduk isi gelas dengan sendok agar manisnya tersebar rata. Rasanya? Tentu rasa jamu. Yang menjadikan kunir asam ini berbeda dari jamu yang pernah dicoba sebelumnya adalah penggunaan kunyit yang kuat, sepertinya memakan empu atau indukan dari kunyit. Tak mengecewakan, manisnya cukup pas dan disajikan dingin selagi cuaca panas, perpaduan yang pas!
Kemudian, rasa es jeruk nipis ini sendiri benar-benar cocok di cuaca panas. Segar, manis yang berbeda dari gula pasir, dan asam dari bulir jeruk sangat menyenangkan diseruput terus-menerus. Bagi Anda yang ingin membawanya untuk dibungkus ke penginapan atau stok di perjalanan, tentu saja dipersilakan.
Cinta Beragam Generasi
Ternyata, konsumen Jamu Ginggang sendiri tidak hanya orang tua, terlihat selama Bakpiaku duduk dan mengamati kedai banyak turis hingga keluarga yang datang beserta anaknya untuk diajak mencicipi jamu. Pilihan jamu untuk anak tentu disesuaikan agar bukan yang pahit serta getir.
Lalu, berapa harga untuk masing-masing gelas? Murah saja, hanya Rp.8.000 untuk kunir asam dan Rp.8.000 untuk es jeruk nipis. Sangat terjangkau untuk mendapatkan khasiat dari ramuan tradisional warisan leluhur ini. Apa Anda mulai tertarik untuk meneguk kesegaran dan manfaat minuman yang satu ini?