Mencicipi 3 Gudeg Basah Legendaris di Yogyakarta

Bakpiaku.com – Gudeg basah sedikit berbeda dengan gudeg kering yang jamak ditemukan di Jalan Wijilan salah satu sentra gudeg paling populer di Yogyakarta. Salah satu jenis olahan gudeg yang tak kalah lezat ini dikenal dengan baluran kuahnya nan istimewa.

Disebut gudeg basah, karena jenis gudeg yang tidak dapat bertahan lebih dari 24 jam ini masih berair, dan diolah hanya sampai tahap perebusan. Selain itu, gudeg basah juga disajikan bersama areh atau kuah santan. 

Meski tak cocok dijadikan oleh-oleh, gudeg basah memiliki cita rasa yang boleh dibilang jauh lebih lezat ketimbang gudeg kering. Umumnya, gudeg basah bahkan disajikan lebih gurih dan pedas.

Di Yogyakarta, ada sejumlah gerai legendaris yang puluhan tahun menjajakan gudeg basah dan kerap dijejali antrean pelanggan nyaris setiap hari.

Tiga di antara gudeg basah legendaris di Yogyakarta tersebut dihimpun Bakpiaku.com berikut ini:

Gudeg Bromo Bu Tekluk

Gudeg Bromo Bu Tekluk merupakan salah satu gudeg basah paling populer di Yogyakarta. Gerai yang beroperasi di Jl. Affandi No. 2A, Caturtunggal, Depok, Sleman ini terkenal dengan antrean pelanggannya yang kerap mengular sejak pukul 22.00. Padahal gerai Gudeg Bromo baru beroperasi pukul 23.00.

Disajikan sekitar Rp 20.000 per porsinya, Gudeg Bromo Bu Tekluk yang berdiri sejak tahun 1984 menyuguhkan gudeg basah yang terdiri dari telur bacem, suwir ayam, tahu dan tempe bacem, hingga potongan ayam kampung. 

Cita rasanya yang gurih dan pedas, dijamin bikin kamu ketagihan.

Gudeg Mbah Lindu

Lebih dari setengah abad sudah, Gudeg Mbah Lindu berdiri. Kendati sang empu sudah berpulang Juli 2020 lalu, gerai yang diteruskan penerus Mbah Lindu ini tetap menjadi salah satu produsen gudeg favorit di Yogyakarta.

Mendiang Mbah Lindu sendiri telah berjualan gudeg sejak zaman penjajahan Jepang. Konon, keotentikan cita rasa gudeg yang diliput serial dokumenter Netflix, Street Food Asia ini tetap terjaga selama puluhan tahun.

Tak heran, penikmat gudeg Mbah Lindu terus beregenerasi hingga hari ini. Bertempat tak jauh dari Malioboro, tepatnya di Jalan Sosrowijayan, Sosromenduran, Gedong Tengen, Yogyakarta, Gudeg Mbah Lindu dibanderol mulai dari Rp 15.000 per porsinya.

Gudeg Pawon Mbah Prapto

Beroperasi sejak tahun 1958, Gudeg Pawon Mbah Prapto merupakan salah satu rekomendasi gudeg basah yang patut kamu cicipi tatkala menyambangi Yogyakarta. Sejak tahun 2000, Gudeg Pawon yang semula dijajakan di Pasar Sentul, beralih di dapur Mbah Prapto, tepatnya di Hl. Prof. DR Soepomo, Janturan Umbulharjo, Yogyakarta.

Gudeg legendaris yang dimasak menggunakan perapian tungku kayu bakar ini beroperasi pukul 22.00 WIB. Jika lengah, kamu bisa saja tidak kebagian, sebab gudeg legendaris ini dapat ludes hanya dalam waktu dua jam saja kendati puluhan orang bersesakan di dapur Mbah Prapto yang legam oleh bara tungku api.

Itulah tiga gudeg basah legendaris versi Bakpiaku.com. [AP]

Share to: