Bengkel Andong Pak Hono : Produsen Kereta Kuda Sejak 1982

Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja

Mengendarai kuda supaya baik jalannya, hey!

Sejarah Andong

Bila Anda berjalan ke Malioboro, pastilah tidak heran dengan kendaraan tradisional yang masih ditarik hewan darat yang punya tenaga kuat. Yap, andong atau delman! Delman yang ditarik oleh kuda baru umum dan populer di abad 19 dari Belanda. Sebelumnya, terdapat juga kendaraan yang hampir serupa namun ditarik sapi dan bernama pedati.

pedati
Transportasi pedati. Sumber : antarafoto.com

Di Yogyakarta, penggunaan andong sudah ada sejak Keraton Yogyakarta berdiri. Namun penggunaannya hanya untuk keluarga kerajaan, sedangkan penggunaan pada pedagang belum terlalu umum sebab kuda adalah hewan yang menunjukkan status sosial. Penggunaan sapi lebih banyak sebab harganya yang masih terjangkau. Kini, penggunaan andong dapat dinikmati oleh mayarakat umum bahkan berubah fungsi menjadi kendaraan berwisata dari pada peruntukkannya di jaman dulu sebagai pengangkut barang.

Bengkel Andong Pak Hono

Bakpiaku berkesempatan untuk melihat sebuah tempat yang menjadi produsen kereta kuda atau andong atau delman bersama Festival Kebudayaan Yogyakarta 2024. Walau Anda kerap menemukan andong sebagai ikon yang unik di Malioboro, pengrajin kendaraan ini pusatnya ada di Bantul. Nama tempatnya adalah Bengkel Andong Pak Hono yang berlokasi di Jetis, Patalan, Jetis, Kabupaten Bantul (Lihat Lokasi Maps). Pak Hono membuka bengkelnya setiap hari mulai jam 08.00-17.00 WIB.

Pak Hono adalah satu dari beberapa pengrajin yang masih bertahan menjadi teknisi untuk terus membawa eksistensi delman di masa kini. Ia sendiri menekuni bengkel yang diwarisi ini sejak 1982 silam atau sekitar 42 tahun lamanya. Dirinya mengaku belajar secara otodidak dari ayahnya yang juga berwiraswasta sebagai pemilik bengkel andong.

Bahan yang digunakan untuk dari badan kereta hingga jeruji menggunakan kayu jati, tentu ini menarik perhatian Bakpiaku.

“Untuk perawatannya sendiri bagaimana pak? Ini semua kan full kayu” tanya Bakpiaku.

“Kalau untuk bagian badan sebenarnya tidak bagaimana-bagaimana sih mba. Tapi kalau roda nah ini tidak boleh kena panas, karna nanti kayunya mengkerut. Sedangkan kan ini dilapisi besi, jadi kayunya ini tidak pas lagi di posisi seharusnya yang menempel dengan besi” papar Pak Hono sembari menunjuk-nunjuk bagian roda.

“Jadi ya kalau panas, kusir itu sudah mesti bawa air. Kalau panas, disirami air supaya kayunya tetap stabil” tambahnya lagi.

“Sebesar ini beratnya berapa pak?” rasa penasaran Bakpiaku terus berlanjut.

“Kurang lebih 5 sampai 6 kuintal, nanti ditarik 2 kuda. Sudah dengan kusir dan kurang lebih 4 penumpang”.  Tentu dengan ini,  Anda dapat membayangkan kekuataan seekor kuda yang luar biasa.

badan kereta
Badan kereta yang dibuat Pak Hono

Kami berdiri di depan badan kereta lama yang sempat dibuat Pak Hono sendiri, dan ternyata kereta tersebut memakan waktu pembuatan selama 5-6 bulan. Terdiri dari badan kereta, roda, hingga atap. Setelah diperlihatkan bagaimana besarnya model delman yang dibuat Pak Hono, Bakpiaku dipersilakan untuk dapat melihat proses membuat jeruji dan roda delman. Untuk membuat utuh satu roda tentu saja memerlukan waktu, sehingga kesempatan yang Bakpiaku dapatkan adalah momen saat menempa besi agar bulat dan memiliki ketebalan yang sesuai.

besi
Besi yang dipanaskan

Reparasi Andong

Seluruhnya dikerjakan satu per satu, tentunya setiap hari. Hingga hari ini, ternyata masih ada pengguna delman yang memesan badan keretanya pada Pak Hono. Biasanya, justru pelanggan Pak Hono berasal dari luar kota seperti Jakarta. Pelanggan lainnya adalah pemilik delman yang melakukan reparasi pada bengkel yang terletak langsung di samping rumahnya tersebut.

“Pak, kalau jerujinya rusak hanya satu apa yang dibongkar sampai semua bagian roda?” Bakpiaku kembali bertanya sembari tertawa.

“Iya mba, harus dibuka dulu” jawab sosok kurus pekerja keras tersebut membalas tawa kami.

jeruji
Jeruji pada bagian roda delman

Tak perlu jauh-jauh untuk melihat pemandangan hijau, persis di depan Bengkel Andong Pak Hono adalah hamparan sawah luas yang ramai dikunjungi burung pencari ikan. Lagi-lagi, berkat Pak Hono, Bantul memiliki nilai budaya lain yang dapat ditelusuri sebagai kekayaan bangsa. Terima kasih Pak Hono sudah menjadi pelestari kendaraan wisata penunjang ekonomi rakyat Jogja. Anda ingin memiliki kereta kuda sendiri? Atau mereparasi unit lama Anda? Hubungi Pak Hono untuk delman yang berfungsi seperti semula melalui 081333638145.

Share to: